Rabu, 21 Oktober 2020

SENSOR CAHAYA (LDR) PADA ALARM RUMAH

 [KEMBALI KE MENU SEBELUMNYA]


 

BAHAN PRESENTASI MATAKULIAH KIMIA

SEMESTER GANJIL TA 2020/2021





DISUSUN OLEH :

MAWADDATUR RAHMAH

2010951035



DOSEN PENGAMPU :

Darwison, MT

Eka Putra Waldi. Dr. M.Eng



Referensi : 



PENGAPLIKASIAN SENSOR CAHAYA (LDR) SEBAGAI ALARM RUMAH

Sumber Gambar 12.16 : Sinar matahari tersebar oleh partikel debu di udara

Dengan adanya pancaran sinar matahari yang merupakan sumber cahaya di muka bumi maka saya membuat suatu pengaplkasian sensor cahaya dalam kehidupan yaitu pada alarm rumah. 

Tujuan Pembelajaran:

    a. Untuk mengetahui apa itu sensor cahaya
    b. Untuk mengetahui bagaimana prinsip kerja dari sensor cahaya
    c. Untuk mempelajari aplikasi dari sensor cahaya
    d. Untuk mempelajari simulasi rangkaian sensor cahaya menggunakan aplikasi proteus.

Alat :

    Terminals : Ground dan Power
    

Bahan/Komponen :
  1. Torch LDR
  2. Transistor - TIP41
  3. Resistor
  4. 74LS00
  5. Button
  6. Led-Yellow
Dasar Teori :

1. Torch_LDR
    
    Sensor Cahaya LDR (Light Dependent Resistor) adalah salah satu jenis resistor yang dapat mengalami perubahan resistansinya apabila mengalami perubahan penerimaan cahaya. Besarnya nilai hambatan pada Sensor Cahaya LDR (Light Dependent Resistor) tergantung pada besar kecilnya cahaya yang diterima oleh LDR itu sendiri. LDR sering disebut dengan alat atau sensor yang berupa resistor yang peka terhadap cahaya. Biasanya LDR terbuat dari cadmium sulfida yaitu merupakan bahan semikonduktor yang resistansnya berupah-ubah menurut banyaknya cahaya (sinar) yang mengenainya. Resistansi LDR pada tempat yang gelap biasanya mencapai sekitar 10 MΩ, dan ditempat terang LDR mempunyai resistansi yang turun menjadi sekitar 150 Ω. Seperti halnya resistor konvensional, pemasangan LDR dalam suatu rangkaian sama persis seperti pemasangan resistor biasa.

Cara kerja LDR :

1. LDR akan menghambat aliran arus listrik apabila pada tidak ada berkas cahaya yang mengenai permukaan atas LDR. 

2. Apabila intensitas cahaya yang mengenai permukaan LDR kecil (sedikit), maka nilai resistansi LDR akan besar (RLDR = besar).

3. Apabila intensitas cahaya yang mengenai permukaan LDR besar (banyak), maka nilai resistansi LDR akan kecil (RLDR = kecil).

Grafik perbandingan antara intensitas cahaya yang diterima LDR dengan nilai resistansi LDR 


2. Transistor - TIP41

    Transistor adalah sebuah komponen elektronika yang digunakan untuk penguat, sebagai sirkuit pemutus, sebagai penyambung, sebagai stabilitas tegangan, modulasi sinyal dan lain-lain. Fungsi transistor juga sebagai kran listrik yang dimana berdasarkan tegangan inputnya, memungkinkan pengalihat listrik yang akurat yang berasal dari sumber listrik. 
    TIP41 merupakan jenis resistor yang memiliki 6A 40-100V 65W yaitu arus maksimal yang dapat diberikan adalah 6 amper dan tegangan maksimal 100volt dc dan daya maksimal yang dapat dikeluarkan sebesar 65 watt.

3. Resistor

    Pada dasarnya Resistor adalah komponen Elektronika Pasif yang memiliki nilai resistansi atau hambatan tertentu yang berfungsi untuk membatasi dan mengatur arus listrik dalam suatu rangkaian Elektronika. Resistor atau dalam bahasa Indonesia sering disebut dengan Hambatan atau Tahanan dan biasanya disingkat dengan Huruf “R”. Satuan Hambatan atau Resistansi Resistor adalah OHM (Ω). Sebutan “OHM” ini diambil dari nama penemunya yaitu Georg Simon Ohm yang juga merupakan seorang Fisikawan Jerman.

    Untuk membatasi dan mengatur arus listrik dalam suatu rangkaian Elektronika, Resistor bekerja berdasarkan Hukum Ohm ( V = IR ). Nilai tegangannya berbanding dengan arus listrik yang mengalir sesuai dengan hukum ohm. Biasanya didalam jejaring elektronik dan sirkuit elektronik banyak menggunakan resistor. Resistor ini memang paling banyak dan sering digunakan dalam komponen lain. Dalam resistor tidak ada kutub negatif dan positif, tetapi memiliki ciri utama yakni toleransi, tegangan kerja maksimum, power rating dan resistensi. Daya listrik dan resistensinya dapat dihantarkan. Ciri lainnya adalah induktansi, koefisien suhu, dan kebisingan. Satuan dari resistensi sebuah resistor bersifat resistif dilambangkan dengan Ohm dengan simbol Ω (Omega).

Fungsi-fungsi Resistor di dalam Rangkaian Elektronika diantaranya adalah sebagai berikut :

  • Sebagai Pembatas Arus listrik
  • Sebagai Pengatur Arus listrik
  • Sebagai Pembagi Tegangan listrik
  • Sebagai Penurun Tegangan listrik
4. 74LS00

    Logic probe atau logic tester adalah alat yang biasa digunakan untuk menganalisa dan mengecek status logika (High atau Low) yang keluar dari rangkaian digital. Objek yang diukur oleh logic probe ini adalah tegangan oleh karena itu biasanya rangkaian logic probe harus menggunakan tegangan luar (bukan dari rangkaian logika yang ingin diukur) seperti baterai. Alat ini biasa digunakan pada IC TTL ataupun CMOS (Complementary metal-oxide semiconductor).


5. Button

    Push button switch (saklar tombol tekan) adalah perangkat / saklar sederhana yang berfungsi untuk menghubungkan atau memutuskan aliran arus listrik dengan sistem kerja tekan unlock (tidak mengunci). Sistem kerja unlock disini berarti saklar akan bekerja sebagai device penghubung atau pemutus aliran arus listrik saat tombol ditekan, dan saat tombol tidak ditekan (dilepas), maka saklar akan kembali pada kondisi normal.
  http://trikueni-desain-sistem.blogspot.com/2014/04/Pengertian-Push-Button.html

    Sebagai device penghubung atau pemutus, push button switch hanya memiliki 2 kondisi, yaitu On dan Off (1 dan 0). Istilah On dan Off ini menjadi sangat penting karena semua perangkat listrik yang memerlukan sumber energi listrik pasti membutuhkan kondisi On dan Off.

    Karena sistem kerjanya yang unlock dan langsung berhubungan dengan operator, push button switch menjadi device paling utama yang biasa digunakan untuk memulai dan mengakhiri kerja mesin di industri. Secanggih apapun sebuah mesin bisa dipastikan sistem kerjanya tidak terlepas dari keberadaan sebuah saklar seperti push button switch atau perangkat lain yang sejenis yang bekerja mengatur pengkondisian On dan Off.

6. Led-Yellow

    Light Emitting Diode atau sering disingkat dengan LED adalah komponen elektronika yang dapat memancarkan  cahaya monokromatik ketika diberikan tegangan maju. LED merupakan keluarga Dioda yang terbuat dari bahan semikonduktor. Warna-warna Cahaya yang dipancarkan oleh LED tergantung pada jenis bahan semikonduktor yang dipergunakannya.

    Bentuk LED mirip dengan sebuah bohlam (bola lampu) yang kecil dan dapat dipasangkan dengan mudah ke dalam berbagai perangkat elektronika. Berbeda dengan Lampu Pijar, LED tidak memerlukan pembakaran filamen sehingga tidak menimbulkan panas dalam menghasilkan cahaya.  Oleh karena itu, saat ini LED (Light Emitting Diode) yang bentuknya kecil telah banyak digunakan sebagai lampu penerang dalam LCD TV yang mengganti lampu tube.

Rangkaian dan Prinsip Kerja Sensor Cahaya Pada Alarm Rumah

Disaat cahaya yang menerangi sensor terhalang oleh suatu benda maka lampu akan menyala sebagai tanda bahwa ada suatu benda yang menghalangi cahaya pada sensor. Namun pada saat benda sudah tidak lagi menghalangi cahaya, alat/lampu masih tetap menyala, maka untuk mamatikannya harus dengan menekan saklar/button.

Video Simulasi Rangkaian



Download file :
Materi [Disini]
Rangkaian [Disini]
Video [Disini]
Datasheet :

Minggu, 18 Oktober 2020

PENGAPLIKASIAN SENSOR SUHU DAN SENSOR GAS SEBAGAI PENDETEKSI KEBOCORAN GAS

 



 

BAHAN PRESENTASI MATAKULIAH KIMIA

SEMESTER GANJIL TA 2020/2021





DISUSUN OLEH :

MAWADDATUR RAHMAH

2010951035



DOSEN PENGAMPU :

Darwison, MT

Eka Putra Waldi. Dr. M.Eng



Referensi : 

https://teknikelektronika.com

http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/64639/Chapter%20II.pdf?sequence=4&isAllowed=y


PENGAPLIKASIAN SENSOR SUHU DAN SENSOR GAS SEBAGAI PENDETEKSI KEBOCORAN GAS

Sumber gambar (12.5) : 

Ketergantungan pada suhu kelarutan O2 gas dalam air. Perhatikan bahwa kelarutan menurun sebagai suhu meningkat. Itu tekanan gas berakhir solusinya adalah 1 atm.


Dengan adanya ketrgantungan suhu terhadap gas maka saya membuat suatu alat yang menggunakan sensor suhu dan sensor gas, alat yang dibuat berupa pendeteksi kebocoran gas

Tujuan Pembelajaran:

    a. Untuk mengetahui apa itu sensor suhu dan sensor gas
    b. Untuk mengetahui bagaimana prinsip kerja dari sensor suhu dan sensor gas
    c. Untuk mempelajari aplikasi dari sensor suhu dan sensor gas
    d. Untuk mempelajari simulasi rangkaian sensor suhu dan sensor gas menggunakan aplikasi proteus.

Alat :

    Terminals : Ground
    Generator : DC


    Instruments : DC Voltmeter



    

Bahan/Komponen :
  1. Sensor Gas MQ-6
  2. Sensor Suhu Thermocouple (TCB)
  3. Resistor
  4. Transistor BC546
  5. Alternator
  6. Buzzer
  7. Lamp
  8. Logicstate
  9. Relay
  10. Op-amp 741
Dasar Teori :

1.Sensor Gas MQ-6


    


    

Pin Configuration

Pin No:

Pin Name:

Description

For MQ6 Sensor Module

1

Vcc

Pin ini memberi daya pada modul, biasanya tegangan operasi + 5V

2

Ground

Digunakan untuk menghubungkan modul ke ground sistem

3

Digital Out

Anda juga dapat menggunakan sensor ini untuk mendapatkan 
keluaran digital dari pin ini, dengan mengatur nilai ambang 
batas menggunakan potensiometer

4

Analog Out

Pin ini mengeluarkan tegangan analog 0-5V 
berdasarkan intensitas gas

For MQ6 Sensor

1

H -Pins

Dari dua pin H, satu pin terhubung ke suplai 
dan pin lainnya ke ground

2

A-Pins

Pin A dan pin B dapat dipertukarkan. Pin ini 
akan diikat ke tegangan Suplai.

3

B-Pins

Pin A dan pin B dapat dipertukarkan. Satu pin akan bertindak 

sebagai keluaran sementara yang lainnya akan 

ditarik ke ground.

Kurva ini menunjukkan kesensitivitas dari sensor MQ-6 terhadap gas LPG, H2, CH4, CO, Alkohol, air. Pada Suhu: 20 ℃, Kelembaban: 65%, Konsentrasi O2 21%, RL = 20kΩ, Ro: resistansi sensor pada 1000 ppm LPG di udara bersih. Rs: resistansi sensor pada berbagai konsentrasi gas.


Fitur sensor gas MQ-6

· Tegangan Operasi + 5V
· Dapat digunakan untuk mendeteksi gas LPG atau Butana
· Tegangan keluaran analog: 0V ke 5V
· Tegangan Output Digital: 0V atau 5V (TTL Logic)
· Preheat durasi 20 detik
· Dapat digunakan sebagai sensor Digital atau analog
· Sensitivitas pin Digital dapat divariasikan menggunakan potensiometer


2. Sensor Suhu Thermocouple (TBC)

      Termokopel (Thermocouple) adalah jenis sensor suhu yang digunakan untuk mendeteksi atau mengukur suhu melalui dua jenis logam konduktor berbeda yang digabung pada ujungnya sehingga menimbulkan efek “Thermo-electric”. Efek Thermo-electric pada Termokopel ini ditemukan oleh seorang fisikawan Estonia bernama Thomas Johann Seebeck pada Tahun 1821, dimana sebuah logam konduktor yang diberi perbedaan panas secara gradient akan menghasilkan tegangan listrik. Perbedaan Tegangan listrik diantara dua persimpangan (junction) ini dinamakan dengan Efek “Seeback”.
Simbol Termokopel

        Beberapa kelebihan Termokopel yang membuatnya menjadi populer adalah responnya yang cepat terhadap perubahaan suhu dan juga rentang suhu operasionalnya yang luas yaitu berkisar diantara -200˚C hingga 2000˚C. Selain respon yang cepat dan rentang suhu yang luas, Termokopel juga tahan terhadap goncangan/getaran dan mudah digunakan.

Prinsip Kerja Termokopel (Thermocouple)

    Prinsip kerja Termokopel cukup mudah dan sederhana. Pada dasarnya Termokopel hanya terdiri dari dua kawat logam konduktor yang berbeda jenis dan digabungkan ujungnya.  Satu jenis logam konduktor yang terdapat pada Termokopel akan berfungsi sebagai referensi dengan suhu konstan (tetap) sedangkan yang satunya lagi sebagai logam konduktor yang mendeteksi suhu panas.

    Berdasarkan Gambar diatas, ketika kedua persimpangan atau Junction memiliki suhu yang sama, maka beda potensial atau tegangan listrik yang melalui dua persimpangan tersebut adalah “NOL” atau V1 = V2. Akan tetapi, ketika persimpangan yang terhubung dalam rangkaian diberikan suhu panas atau dihubungkan ke obyek pengukuran, maka akan terjadi perbedaan suhu diantara dua persimpangan tersebut yang kemudian menghasilkan tegangan listrik yang nilainya sebanding dengan suhu panas yang diterimanya atau V1 – V2. Tegangan Listrik yang ditimbulkan ini pada umumnya sekitar 1 µV – 70µV pada tiap derajat Celcius. Tegangan tersebut kemudian dikonversikan sesuai dengan Tabel referensi yang telah ditetapkan sehingga menghasilkan pengukuran yang dapat dimengerti.

3. Resistor

    Pada dasarnya Resistor adalah komponen Elektronika Pasif yang memiliki nilai resistansi atau hambatan tertentu yang berfungsi untuk membatasi dan mengatur arus listrik dalam suatu rangkaian Elektronika. Resistor atau dalam bahasa Indonesia sering disebut dengan Hambatan atau Tahanan dan biasanya disingkat dengan Huruf “R”. Satuan Hambatan atau Resistansi Resistor adalah OHM (Ω). Sebutan “OHM” ini diambil dari nama penemunya yaitu Georg Simon Ohm yang juga merupakan seorang Fisikawan Jerman.

    Untuk membatasi dan mengatur arus listrik dalam suatu rangkaian Elektronika, Resistor bekerja berdasarkan Hukum Ohm ( V = IR ). Nilai tegangannya berbanding dengan arus listrik yang mengalir sesuai dengan hukum ohm. Biasanya didalam jejaring elektronik dan sirkuit elektronik banyak menggunakan resistor. Resistor ini memang paling banyak dan sering digunakan dalam komponen lain. Dalam resistor tidak ada kutub negatif dan positif, tetapi memiliki ciri utama yakni toleransi, tegangan kerja maksimum, power rating dan resistensi. Daya listrik dan resistensinya dapat dihantarkan. Ciri lainnya adalah induktansi, koefisien suhu, dan kebisingan. Satuan dari resistensi sebuah resistor bersifat resistif dilambangkan dengan Ohm dengan simbol Ω (Omega).

Fungsi-fungsi Resistor di dalam Rangkaian Elektronika diantaranya adalah sebagai berikut :

  • Sebagai Pembatas Arus listrik
  • Sebagai Pengatur Arus listrik
  • Sebagai Pembagi Tegangan listrik
  • Sebagai Penurun Tegangan listrik
4. Transistor-BC546BP
      
    Transistor adalah komponen semikonduktor yang memiliki berbagai macam fungsi seperti sebagai penguat, pengendali, penyearah, osilator, modulator dan lain sebagainya. Transistor merupakan salah satu komponen semikonduktor yang paling banyak ditemukan dalam rangkaian-rangkaian elektronika. Boleh dikatakan bahwa hampir semua perangkat elektronik menggunakan Transistor untuk berbagai kebutuhan dalam rangkaiannya.

BC546 merupan salah satu jenis transistor bipolar. BC546 diproduksi dalam kasing plastik TO-92. Ketika melihat sisi datar dengan mengarah mengarah ke bawah, tiga mengarah muncul dari transistor, dari kiri ke kanan, kolektor, basis, dan lead emitor. 

5. Alternator

    Alternator adalah peralatan elektromekanis yang mengkonversikan energi mekanik menjadi energi listrik arus bolak-balik. Arus bolak-balik (AC/alternating current) adalah arus listrik di mana besarnya dan arahnya arus berubah-ubah secara bolak-balik. Bentuk gelombang dari listrik arus bolak-balik biasanya berbentuk gelombang sinusoida, karena ini yang memungkinkan pengaliran energi yang paling efisien. Namun dalam aplikasi-aplikasi spesifik yang lain, bentuk gelombang lain pun dapat digunakan, misalnya bentuk gelombang segitiga (triangular wave) atau bentuk gelombang segi empat (square wave).
    Alternator adalah peralatan elektromekanis yang mengkonversikan energi mekanik menjadi energi listrik arus bolak-balik. Pada prinsipnya, generator listrik arus bolak-balik disebut dengan alternator, tetapi pengertian yang berlaku umum adalah generator listrik pada mesin kendaraan. Alternator pada pembangkit listrik yang digerakan dengan turbin uap disebut turbo alternator.

6. Buzzer
    
    Buzzer Listrik adalah sebuah komponen elektronika yang dapat mengubah sinyal listrik menjadi getaran suara. Pada umumnya, Buzzer yang merupakan sebuah perangkat audio ini sering digunakan pada rangkaian anti-maling, Alarm pada Jam Tangan, Bel Rumah, peringatan mundur pada Truk dan perangkat peringatan bahaya lainnya. Jenis Buzzer yang sering ditemukan dan digunakan adalah Buzzer yang berjenis Piezoelectric, hal ini dikarenakan Buzzer Piezoelectric memiliki berbagai kelebihan seperti lebih murah, relatif lebih ringan dan lebih mudah dalam menggabungkannya ke Rangkaian Elektronika lainnya. Buzzer yang termasuk dalam keluarga Transduser ini juga sering disebut dengan Beeper.


Piezoelectric Buzzer adalah jenis Buzzer yang menggunakan efek Piezoelectric untuk menghasilkan suara atau bunyinya. Tegangan listrik yang diberikan ke bahan Piezoelectric akan menyebabkan gerakan mekanis, gerakan tersebut kemudian diubah menjadi suara atau bunyi yang dapat didengar oleh telinga manusia dengan menggunakan diafragma dan resonator.

7. Lamp
    
    Lampu adalah sebuah peranti yang memproduksi cahaya. Lampu  berfungsi sebagai penerang, lampu memiliki bentuk seperti botol dengan rongga yang berisi kawat kecil yang akan menyala apabila disambungkan ke aliran listrik. 
    Pada rangkaian ini lampu berfungsi untuk memberi peringatan adanya kebocoran gas.

8. Logicstate
    
    Gerbang Logika atau dalam bahasa Inggris disebut dengan Logic Gate adalah dasar pembentuk Sistem Elektronika Digital yang berfungsi untuk mengubah satu atau beberapa Input (masukan) menjadi sebuah sinyal Output (Keluaran) Logis. Gerbang Logika beroperasi berdasarkan sistem bilangan biner yaitu bilangan yang hanya memiliki 2 kode simbol yakni 0 dan 1 dengan menggunakan Teori Aljabar Boolean.
    Gerbang logika yang diterapkan dalam sistem elkektronika digital pada dasarnya menggunakan komponen-komponen elektronika seperti Integrade Circuit (IC), Dioda, Transistor, Relay, Optik maupun elemen mekanikal.

    Tabel yang berisikan kombinasi-kombinasi Variabel Input (Masukan) yang menghasilkan Output (Keluaran) Logis disebut dengan “Tabel Kebenaran” atau “Truth Table”.

    Input dan Output pada Gerbang Logika hanya memiliki 2 level. Kedua Level tersebut pada umumnya dapat dilambangkan dengan :

  • HIGH (tinggi) dan LOW (rendah)
  • TRUE (benar) dan FALSE (salah)
  • ON (Hidup) dan OFF (Mati)
  • 1 dan 0
9. Relay

    Relay adalah Saklar (Switch) yang dioperasikan secara listrik dan merupakan komponen Electromechanical (Elektromekanikal) yang terdiri dari 2 bagian utama yakni Elektromagnet (Coil) dan Mekanikal (seperangkat Kontak Saklar/Switch). Relay menggunakan Prinsip Elektromagnetik untuk menggerakkan Kontak Saklar sehingga dengan arus listrik yang kecil (low power) dapat menghantarkan listrik yang bertegangan lebih tinggi. Sebagai contoh, dengan Relay yang menggunakan Elektromagnet 5V dan 50 mA mampu menggerakan Armature Relay (yang berfungsi sebagai saklarnya) untuk menghantarkan listrik 220V 2A.

Pada dasarnya, Relay terdiri dari 4 komponen dasar  yaitu :

  1. Electromagnet (Coil)
  2. Armature
  3. Switch Contact Point (Saklar)
  4. Spring

Kontak Poin (Contact Point) Relay terdiri dari 2 jenis yaitu :

  • Normally Close (NC) yaitu kondisi awal sebelum diaktifkan akan selalu berada di posisi CLOSE (tertutup)
  • Normally Open (NO) yaitu kondisi awal sebelum diaktifkan akan selalu berada di posisi OPEN (terbuka)

Berdasarkan gambar diatas, sebuah Besi (Iron Core) yang dililit oleh sebuah kumparan Coil yang berfungsi untuk mengendalikan Besi tersebut. Apabila Kumparan Coil diberikan arus listrik, maka akan timbul gaya Elektromagnet yang kemudian menarik Armature untuk berpindah dari Posisi sebelumnya (NC) ke posisi baru (NO) sehingga menjadi Saklar yang dapat menghantarkan arus listrik di posisi barunya (NO). Posisi dimana Armature tersebut berada sebelumnya (NC) akan menjadi OPEN atau tidak terhubung. Pada saat tidak dialiri arus listrik, Armature akan kembali lagi ke posisi Awal (NC). Coil yang digunakan oleh Relay untuk menarik Contact Poin ke Posisi Close pada umumnya hanya membutuhkan arus listrik yang relatif kecil.

Beberapa fungsi Relay yang telah umum diaplikasikan kedalam peralatan Elektronika diantaranya adalah :

  1. Relay digunakan untuk menjalankan Fungsi Logika (Logic Function)
  2. Relay digunakan untuk memberikan Fungsi penundaan waktu (Time Delay Function)
  3. Relay digunakan untuk mengendalikan Sirkuit Tegangan tinggi dengan bantuan dari Signal Tegangan rendah.
  4. Ada juga Relay yang berfungsi untuk melindungi Motor ataupun komponen lainnya dari kelebihan Tegangan ataupun hubung singkat (Short).
10. Op-Amp (741)

    LM741 adalah salah satu IC (Integrated Circuit) Op-Amp (Operational Amplifier) yang memiliki 8 pin. IC Op-Amp ini terdapat 2 jenis bentuk, yaitu tabung (lingkaran) dan kotak (persegi), tetapi yang umum adalah yang berbentuk persegi. Op-Amp banyak digunakan dalam sistem analog komputer, penguat video/gambar, penguat audio, osilator, detector dan lainnya. LM741 biasanya bekerja pada tegangan positif/negatif 12 volt, dibawah itu IC tidak akan bekerja. Setiap pin/kaki-kaki pada IC LM741 mempunya fungsi yang berbeda-beda, keterangan pin/kaki-kaki LM741 dapat dilihat pada gambar dibawah ini.    



Macam-macam rangkaian yang dapat dibentuk LM741
  • Detektor Penyilang Nol: mendeteksi tegangan-tegangan di atas nol
  • Detektor Taraf Tegangan (positif dan negatif): mendeteksi tegangan-tegangan acuan pada tegangan positif maupun negatif yang sudah kita tentukan.
  • Penguat (Buffer): memperkuat amplitudo pada pulsa output nya.
  • Penguat 2 Tingkat: seperti rangkaian Buffer, tetapi mengalami 2 kali penguatan. 
  • Pembangkit Isyarat: untuk membangkitkan pulsa
  • Rangkaian Diverensial: untuk pengukuran pengendalian instrumentasi dan penguat sinyal-sinyal yang sangat lemah.
  • Rangkaian Instrumentasi: untuk memperbaiki penguat differensial.

    

Rangkaian dan Prinsip Kerja Sensor Suhu dan Sensor Gas



Rangkaian ini bertujuan untuk menghasilkan sebuah rancang bangun alat pendeteksi kebocoran tabung gas LPG dengan menggunakan sensor MQ-6  sebagai sensor gas, dan sensor thermocouple sebagai pendeteksi suhu. Cara kerja alat ini yaitu, ketika sensor MQ-6 mendeteksi adanya kebocoran gas maka lampu akan menyala dan akan terlihat perbedaan suhu pada DC Voltmeter. Lampu yang menyala itu menyatakan bahwa adanya kebocoran gas. 


Video Perangkaian dan Simulasi Kerja Sensor 




Download File :

Mikro

Kontrol Irigasi Sawah DAFTAR ISI 1. Judul 2. Abstrak 3. Pendahuluan 4. Metodologi Penelitian 5. Hasil dan Pembahasan 6. Kesimpulan 7. Saran ...