Kamis, 12 Mei 2022

Laporan Akhir 1




1. Jurnal [Kembali]

2. Hardware [Kembali]

2.1 Alat
a. Jumper
Gambar 1. Jumper

b.Panel DL 2203D 
c.Panel DL 2203C 
d.Panel DL 2203S
Gambar 2. Modul De Lorenzo


2.2 Bahan (proteus)

a. IC 74LS112 (JK filp flop)

Gambar 3. IC 74LS112


b. Power DC

Gambar 4. Power DC

c. Switch (SW-SPDT)

Gambar 5. Switch


d. Logicprobe atau LED
Gambar 5. Logic Probe

e. Gerbang AND



3. Rangkaian Percobaan [Kembali]


4. Prinsip Kerja [Kembali]

    Pada rangkaian shift register kapasitas 4 bit ini menggunakan 4 buah flip flop yangmana setiap flip flop mewakili 1 bit, dan setiap inputan S terhubung ke saklar SPDT yang di NOT kan. Untuk inputan pada masing-masing flip flop berasal dari output flip flop sebelumnya kecuali flip flop yang diujung dimana J terhubung ke saklar, CLK terhubung ke gebang AND yang inputnya berasal dari saklar dan clock, kemudian untuk K terhubung ke NOT dari inputan J sedangkan setiap R pada flip flop terhubung ke saklar.
    Adapun disaat diberikan beberapa kondisi maka rangkaian ini akan menunjukkan kerja dari jenis-jenis shift register. Dimana terdapat 4 buah jenis shift register, maka untuk setiap jenis akan memiliki kondisi berbeda pada rangkaian.
    Kondisi pertama yaitu disaat serial in serial out (SISO) dimana B3-B6 =0 (Biner). B0,B2 = 1 dan B1 = x (input). Maka akan memperlihatkan output yang masuk dan keluar secara bergeser. Kondisi kedua yaitu serial in paralel out (SIPO) dimana B3-B6=0, B1 (input), B0 =1 dan B2 dalam beadaan clock. Maka akan memperlihatkan bahwa output yang masuk secara bergeser dan keluar secara serempak. Kondisi ketiga yaitu pararel in serial out (PISO) dimana B3-B6 = X (input), B1 = 0, dan B0,B2 =1. Maka output akan memperlihatkan kondisi dimana data masuk secara serempak dan keluar secara bergeser. Dan kondisi keempat yaitu paralel in paralel out (PIPO) dimana B3-B6 = X (input), B0 = 1, dan B1,B2 =0. Maka outpt akan memperlihatkan data yang masuk secara serempak dan keluar secara serempak juga.

5. Video [Kembali]

6. Analisa [Kembali]

1. Analisa Output yang dihasilkan tiap tiap kondisi
    
    Pada saat kondisi pertama dimana, imputan B3-B6 =0 (Biner). B0,B2 = 1 dan B1 = x (input) sehingga menghasilkan output yang mana data akan masuk secara serial/bergeser dari kiri sesuia dengan input data yang diberikan dan akan berganti setiap satu clock sehingga data atan masuk sampai clock ke 4 dan akan keluar juga secara serial pada kondisi ini. Maka kondisi ini menunjukkan jenis shift register serial in serial out (SISO)

    Kondisi kedua dimana data akan bergeser secara bergantian pada saat maruk dan keluar secara serempak atau paralel, dimana kondisi ini menunjukkan keadaan pada jenis shift register serial in Paralel out (SIPO). Disaat B3-B6=0, B1 (input), B0 =1 dan B2 dalam beadaan clock.

    Kondisi ketiga dimana data yang masuk secara paralel atau serempak dan akan keluar secara serial atau bergantian, maka pada kondisi ini menunjukkan jenis shift register Paralel in serial out (PISO). Dimana keadaan B3-B6 = X (input), B1 = 0, dan B0,B2 =1. 
    
Kondisi keempat menghasilkan masukan secara paralel dan keluaran juga secara paralel sehingga hanya terjadi disaat 2 kondisi clock. Maka keadaan ini menunjukkan jenis shift register paralel in Paralel out (PIPO). Dimana keadaan B3-B6 = X (input), B0 = 1, dan B1,B2 =0.

2. Jika gerbang And pada rangkaian di hapus, sumber clock dihubungkan langsung ke Flip flop, bandingkan output yang didapatkan
    
    Disaat gerbang AND dihapus dan clock dihubungkan langsung ke flip flop maka output yang didapatkan hanya akan dipengaruhi oleh inputan padao B1 dan hanya dalam keadaan paralel in paralel out (PIPO).

7. Link Download [Kembali]

Laporan Akhir 2




1. Jurnal [Kembali]

2. Hardware [Kembali]

2.1 Alat
a. Jumper
Gambar 1. Jumper

b.Panel DL 2203D 
c.Panel DL 2203C 
d.Panel DL 2203S
Gambar 2. Modul De Lorenzo


2.2 Bahan (proteus)

a. IC 74LS112 (JK filp flop)

Gambar 3. IC 74LS112


b. Power DC

Gambar 4. Power DC

c. Switch (SW-SPDT)

Gambar 5. Switch


d. Logicprobe atau LED
Gambar 5. Logic Probe
3. Rangkaian Percobaan [Kembali]



4. Prinsip Kerja [Kembali]
     
    Pada percobaan ini terdapat suatu rangkaian decoder BCD seven-segment yang mana menggunakan IC 74LS47 dimana terdapat 7 buah inputan yaitu 4 buah inputan biner (A-D), input BI(Blank Input)/RBO(Riple Blank Output), input RBI(Riple Blank Input), dan input LT (Lamp Test) sedangkan untuk outputnya terdapat 7 buah yaitu dari QA-QG.
    Setiap input pada IC akan dihubungkan kesumber berupa saklar SPDT yang akan menentukan logika yang akan masuk ke inputan IC 74LS47 dimana input A-D menjadi inputan bilanagan biner dimana A LSB dan D MSB. Untuk BI/RBO berfungsi untuk mengaktif atau non aktifkan IC dimana akan aktif dalam keadaan High atau berlogika 1, sedangkan untuk LT berfungsi untuk mencek keadaan LED pada seven-segment apakah aktif semua atau tidak maka untuk mengeceknya diberikan dalam keadaan inputan dalam keadaan low atau 0 sehingga inputan yang lain diabaikan. Adapun untuk input RBI akan memiliki logika yang sama dengan RBO dimana saat menggunakan mode BI/RBO maka disaat RBO berlogika 0 maka RBI juga 0.
    Maka disaat input pada BI/RBO berlogika 1 dan pada LT juga berlogika 1 maka output yang ditampilkan pada 7Segment akan menyesuaikan dengan input pada biner yang diberikan A-D. Yaitu sesuai biner yang akan menghasilkan nilai heksadesimal yaitu dari 0-9 dan A-F. Jika input berupa 0001 (D-A) maka akan menghasilkan desimal pada 7segment berniai 1 dan seterusnya.

5. Video [Kembali]

6. Analisa [Kembali]

1. Analisa pengaruh lt, rbo, rbi

    Lamp test akan memperlihatkan kondisi led pada seven segment, dimana disaat diberi imputan high maka led pada seven segment akan dihidupkan untuk mencek led dalam keadaan hidup, sedangkan disaat kondisi inputnya low maka semua led akan mati kembali atau seperti semula.

    Untuk RBI (Ripple Blanking Input) akan mematikan semua segment bila  rangkaian diaktiftan, kemudian saat dibalikban pada inputan mata akan tetap menyala seven regment sesuai inputan yang diberikan.

    Sedangtan unhut BI/RBO akan menjadi power pada IC apabila ia dalam keadaan aktif high maka IC akan hidup. Sedangkan saat aktif low maka IC tidak aktif.

2. Analisa pengaruh bcd decoder to seven segment pada rangkaian

    Pengaruh BCD decoder yaitu akan menerjemahkan atau mengkodekan data yang diinputkan ke seven segment, menjadi data yang sesuai dengan Inputan. Apabila BCD decoder tidak ada maka pada seven segment tidak memperlihatkan data yang sesuai dengan inputan yang diberikan dimana tidak semua lampu/led pada seven segment menyala.

7. Link Download [Kembali]

Senin, 09 Mei 2022

Tigas Pendahuluan 2

 [KEMBALI KE MENU SEBELUMNYA]



1. Kondisi [Kembali]

  • Percobaan 3 Kondisi 10
Buatlah rankaian seperti pada percobaan 3 dan ubahlah besar sumber tegangan menjadi 24 volt

2. Rangkaian Simulasi [Kembali]



3. Video [Kembali]



4. Prinsip Kerja [Kembali]

    Pada percobaan 3 rangkaian berupa aplikasi counter desimal dari rangkaian decoding dan display seven segment menggunakan dua buah IC yaitu 74192 dan 74LS 47, seven-segment anoda serta dua buah gerbang logika OR dan NOR. 
    Pada setiap input dari IC 74192 terdapat 4 buah inputan dari saklar yang akan memberikan nilai bilangan biner 4 bit yaitu D0-D3 dimana D0 LSB dan D3 MSB. Adapun untuk inputan MR yang akan mereset kondisi pada IC sedangkan untuk PL berfungsi untuk menentukan inputan mana yang akan masuk ke IC dimana saat ia berlogika 1 maka inputan akan dipengaruhi oleh input pada UP dan DN sedangkan pada D0-D3 diabaikan., sedangkan disaat PL berlogika 0 maka inputan yang mempengaruhi IC yaitu dari D0-D3. Adapun untuk inputan pada UP dan DN akan bekerja jika PL berlogika 1 dimana ia akan UP disaat UP terhubung keclock dan DN berlogika 1 sedangkan untuk nilai DOWN disaat UP berlogika 1 dan DN terhubung ke clock.
    Sedangkan pada IC 74LS47 dimana terdapat 7 buah inputan yaitu 4 buah inputan biner (A-D), input BI(Blank Input)/RBO(Riple Blank Output), input RBI(Riple Blank Input), dan input LT (Lamp Test) sedangkan untuk outputnya terdapat 7 buah yaitu dari QA-QG. Dimana input A-D menjadi inputan bilanagan biner dimana A LSB dan D MSB. Untuk BI/RBO berfungsi untuk mengaktif atau non aktifkan IC dimana akan aktif dalam keadaan High atau berlogika 1, sedangkan untuk LT berfungsi untuk mencek keadaan LED pada seven-segment apakah aktif semua atau tidak maka untuk mengeceknya diberikan dalam keadaan inputan dalam keadaan low atau 0 sehingga inputan yang lain diabaikan. Adapun untuk input RBI akan memiliki logika yang sama dengan RBO dimana saat menggunakan mode BI/RBO maka disaat RBO berlogika 0 maka RBI juga 0.
    Maka disaat input pada BI/RBO berlogika 1 dan pada LT juga berlogika 1 maka output yang ditampilkan pada 7Segment akan menyesuaikan dengan input pada biner yang diberikan A-D. Yaitu sesuai biner yang akan menghasilkan nilai heksadesimal yaitu dari 0-9 dan A-F. Jika input berupa 0001 (D-A) maka akan menghasilkan desimal pada 7segment berniai 1 dan seterusnya.
    Adapun kondisi pada rangkaian menggunakan sumber tegangan bernilai 24 v maka dapat merusak rangkaian karena inputan yang diberikan terlalu besar sehingga disaat tegangan itu terlalu besar maka seven segment tidak akan menyala atau tidak berfungsi. Dimana rangkaian akan berfungsi disaat input sumber tegangan tidak melebihi batas dari komponen yang digukan pada rangkaian dimana biasanya maksimul sumber tegangan yang diberikan senilai 12 v.

5. Link Download [Kembali]

Tugas Pendahuluan 1

 [KEMBALI KE MENU SEBELUMNYA]



1. Kondisi [Kembali]

  • Percobaan 2 Kondisi 4
  Buatlah rangkaian seperti gambar percobaan 2 dengan menggunakn IC 74LS47

2. Rangkaian Simulasi [Kembali]


3. Video [Kembali]



4. Prinsip Kerja [Kembali]

    Pada percobaan ini terdapat suatu rangkaian decoder BCD seven-segment yang mana menggunakan IC 74LS47 dimana terdapat 7 buah inputan yaitu 4 buah inputan biner (A-D), input BI(Blank Input)/RBO(Riple Blank Output), input RBI(Riple Blank Input), dan input LT (Lamp Test) sedangkan untuk outputnya terdapat 7 buah yaitu dari QA-QG.
    Setiap input pada IC akan dihubungkan kesumber berupa saklar SPDT yang akan menentukan logika yang akan masuk ke inputan IC 74LS47 dimana input A-D menjadi inputan bilanagan biner dimana A LSB dan D MSB. Untuk BI/RBO berfungsi untuk mengaktif atau non aktifkan IC dimana akan aktif dalam keadaan High atau berlogika 1, sedangkan untuk LT berfungsi untuk mencek keadaan LED pada seven-segment apakah aktif semua atau tidak maka untuk mengeceknya diberikan dalam keadaan inputan dalam keadaan low atau 0 sehingga inputan yang lain diabaikan. Adapun untuk input RBI akan memiliki logika yang sama dengan RBO dimana saat menggunakan mode BI/RBO maka disaat RBO berlogika 0 maka RBI juga 0.
    Maka disaat input pada BI/RBO berlogika 1 dan pada LT juga berlogika 1 maka output yang ditampilkan pada 7Segment akan menyesuaikan dengan input pada biner yang diberikan A-D. Yaitu sesuai biner yang akan menghasilkan nilai heksadesimal yaitu dari 0-9 dan A-F. Jika input berupa 0001 (D-A) maka akan menghasilkan desimal pada 7segment berniai 1 dan seterusnya.

5. Link Download [Kembali]

Modul 4



1. Tujuan [Kembali]
  1. Merangkai dan Menguji Shift Register
  2. Merangkai dan menguji aplikasi Shift Register pada Seven Segment
2. Alat dan Bahan [Kembali]



Module D'Lorenzo



Jumper

  1. Panel DL 2203C.
  2. Panel DL 2203D.
  3. Panel DL 2203S.
  4. Jumper.
3. Dasar Teori [Kembali]

3.1 Shift Register

    Register geser (shift register) merupakan salah satu piranti fungsional yang banyak digunakan dalam sistem digital. Tampilan pada layar kalkulator dimana angka bergeser ke kiri setiap kali ada angka baru yang diinputkan menggambarkan karakteristik register geser tersebut. Register geser ini terbangun dari flip-flop. Register geser dapat digunakan sebagai memori sementara, dan data yang tersimpan didalamnya dapat digeser ke kiri atau ke kanan. Register geser juga dapat digunakan untuk mengubah data seri ke paralel atau data paralel ke seri. Ada empat tipe register yang dapat dirancang dengan kombinasi masukan dan keluaran dan kombinasi serial atau paralel :

    3.1.1. Serial In Serial Out (SISO)

    Pada register SISO, jalur masuk data berjumlah satu dan jalur keluaran juga berjumlah satu. Pada jenis register ini data mengalami pergeseran, flip flop pertama menerima masukan dari input, sedangkan flip flop kedua menerima masukan dari flip flop pertama dan seterusnya.


Gambar 3.1 Serial In Serial Out


    3.1.2. Serial In Paralel Out (SIPO) 

    Counter syncronous disebut sebagai Counter parallel, output flipflop yang digunakan bergulingan secara serempak. Hal ini disebabkan karena masing-masing flip- flop tersebut dikendalikan secara serempak oleh sinyal clock. 


Gambar 3.2 Serial In Paralel Out


    3.1.3. Paralel In Serial Out (PISO)

    Register PISO, mempunyai jalur masukan sejumlah flip flop yang menyusunnya, dan hanya mempunyai satu jalur keluaran. Data masuk ke dalam register secara serentak dengan di kendalikan sinyal kontrol, sedangkan data keluar satu per satu (secara serial).


Gambar 3.3 Paralel In Serial Out


    3.1.4. Paralel In Paralel Out (PIPO)

    Register PIPO, mempunyai jalur masukan dan keluaran sesuai dengan jumlah flip flop yang menyusunnya. Pada jenis ini data masuk dan keluar secara serentak.



Gambar 3.4 Paralel In Paralel Out

3.2 Seven Segment

            Piranti tampilan modern disusun sebagai pola 7-segmen atau dot matriks. Jenis 7segmen, sebagaimana namanya, menggunakan pola tujuh batang yang disusun membentuk angka 8 seperti ditunjukkan pada gambar 3.1. Menurut kesepakatan, huruf-huruf yang diperlihatkan dalam Gambar 3.1 ditetapkan untuk menandai segmen-segmen tersebut. Dengan menyalakan beberapa segmen yang sesuai akan dapat diperagakan digit-digit dari 0 sampai 9, juga bentuk huruf A sampai F (heksadesimal).

               Sinyal input dari switches tidak dapat langsung dikirimkan ke peraga 7segmen, sehingga harus menggunakan decoder BCD ke 7-segmen sebagai antar muka. Decoder ini terdiri dari gerbang-gerbang logika yang masukannya berupa digit BCD dan keluarannya berupa saluran-saluran untuk mengemudikan tampilan 7-segmen.




 Gambar 3.5 Rangkaian Seven Segment Common Katoda



Gambar 3.6 Rangkaian Seven Segment Common Anoda

Mikro

Kontrol Irigasi Sawah DAFTAR ISI 1. Judul 2. Abstrak 3. Pendahuluan 4. Metodologi Penelitian 5. Hasil dan Pembahasan 6. Kesimpulan 7. Saran ...